Artikel
Resistensi Terhadap Hermeneutika dalam Kajian Al-Qur'an di Indonesia : Pemetaan Varian dan Kepentingan
Resistensi terhadap hermeneutika belum mendapatkan banyak perhatian. Padahal ini penting sebagai bahan evaluasi untuk mematangkannya upaya pencarian metode yang lebih baik dalam memahami al-Qur’an. Kenyataannya, para penolak hermeneutika tidak seragam dalam beberapa aspeknya. Variasi tersebut terlihat dari argumen, aktor, latar dan kepentingannya. Dari kajian ini ditemukan bahwa argumentasi penolakannya terbagi menjadi tiga: argumen ideologis, teologis, epistemologis. Dalam berbagai argumen yang diberikan tampak para pemikirnya memberikan penekanan yang berbeda, walaupun tidak jarang penolakan itu melakukan generalisasi berlebihan. Jika dilihat dari kapasitas penggagasnya: santri, akademisi dan aktivis Islam. Jika dilihat dari latarnya mencakup pesantren dan perguruan tinggi Islam dan umum, dalam dan luar negeri. Berdasar kepentingan yang ada di baliknya, penolak hermeneutika mengusung beragam kepentingan: (1) puritan-fundamentalis, yaitu kepentingan perlawanan atas Barat dan penegasan identitas Islam sekaligus perlindungan kemurnian Islam dan unsur luar yang dapat mencemari; (2) tradisionalis, yakni kepentingan melindungi otiritas tradisional atas syariah sebagai penjamin otentisitas melalui isna>d; (3) saintifik, yaitu kepentigan untuk netral dan objektif terhadap hermeneutika sehingga bisa memperkaya wawasan untuk pengembangan pemikiran Islam secara proporsional tanpa melabrak batasan baku dan merusak iman.
Suh 20170345 | J 297.1 Suh | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain