Artikel
Metode Pembelajaran Sains dalam perpektif Pendidikan Islam
Sekularisasi sains dan teknologi dengan nilai-nilai agama sudah dibungkus sangat rapi oleh alam pemikiran Barat yang kemudian ditularkan ke berbagai sisi kehidupan universal termasuk pendidikan. Ilmu sekuler mengaku diri sebagai objektif, bebas nilai, dan bebas dari kepentingan lainnya termasuk agama. Bahkan ilmu sudah diposisikan sebagai pengganti kedudukan wahyu Tuhan (Al-Qur'an) sebagai petunjuk kehidupan modern. Islam memandang ilmu-ilmu rasional adalah penunjang pelaksanaan ibadah yang bersifat mahdah. Islam memandang bahwa sumber ilmu adalah wahyu, selanjutnya wahyu menuntut manusia menggunakan rasio untuk pengembangan ayat-ayat kauniyah dan 'am. Hasil penelitian menunjukkan Al-Attas berpandangan bahwa ilmu sains adalah hasil rekayasa dan pengembangan rasio. Sumber dasar (nas) tidak memandang dualisme antara ilmu duniawi dengan ilmu ukhrawi, namun hasil ijtihad manusialah yang melahirkan berbagai aliran dan paham ilmu sehingga memunculkan perspektif yang bervariasi. Paham sekuler isme, ateisme dan lain-lainnya menyebabkan ilmu yang dikembangkannya disesuaikan dengan pola fikir pengembang. At-Attas berpandangan bahwa ilmu yang berfungsi untuk menjalankan kewajiban baik kepada Tuhan maupun kepada manusia adalah wajib dituntut dan dimiliki pula, demikian juga sebaliknya. Berbagai pengembangan ilmu dan sains harus menjadi jalan atau sarana untuk melaksanakan ibadah.
Isl 20160432 | J 297.05 Isl | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain