Artikel
Pandangan Islam Dan Psikologi terhadap transformasi perempuan Nurussakinah Daulay
Transformasi perempuan, sebagai sebuah wacana dan ide gerakan, semakin menggeliat pasca Konferensi Perempuan Internasional di Beijing pada tahun 1995. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana mengkonstruk transformasi perempuan dalam himpitan fear of success melalui bingkai beragam perspektif. Melalui pendekatan agama dan psikologi, tulisan ini mencoba untuk mendiskripsikan gerakan transformasi perempuan yang kian menggeliat di era globalisasi. Data-data teks keagamaan termasuk Islam menunjukkan bahwa terdapat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, terdapat equalitas antara suami dan istri tidak saja terkait dengan hak yang mereka miliki tetapi juga terkait dengan kewajiban yang harus diemban. Gerakan transformasi perempuan ini, khususnya dalam perspektif agama, menemukan momentum historisnya sejak kehadiran Islam yang dibawa oleh Muhammad saw di Jazirah Arab. Pada era global ini tuntutan peran dalam ranah publik semakin mengkristal sehingga perempuan juga dituntut untuk mengaktualisasikan diri dalam beragam entitas sosial. Aktualisasi diri dalam beragam karir ternyata berbanding lurus dengan munculnya kecemasan yang melahirkan konflik antara kedirian di satu sisi dengan opini publik yang menganggapnya sebagai sosok yang maskulin. Muncul kecemasan bahwa mereka, para perempuan, terjebak antara usaha meraih prestasi dengan bayangan diri.
Tah 20160351 | J 001.4/2 Tah | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain