Artikel
Ethnic Conflict Theory, Religiosity, and Cultural Bond: Approaches Combined to Resolve Religious Intolerance in Ambon
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji praktik-praktik intoleransi agama, yakni fenomena menghindari kontak antarkelompok sosial di Ambo, dengan menggunakan teori konflik etnik, religiusitas, dan ikatan budaya. Teori
konflik etnik menjelaskan bahwa identifikasi etnis dan agama berhubungan dengan exclusionism agama karena adanya ancaman
yang dipersepsikan. Nilai-nilai intrinsik agama dan ikatan kebudayaan cenderung meningkatkan kerukunan beragama,mengurangi identifikasi keagamaan dan batas-batas sosial antara kelompok agama yang berbeda. Teori konflik etnik menyebutkan bahwa semakin meningkat kompetisi antarkelompok etnik pada tingkatkan individu maupun kontekstual, dan semakin meningkat
persepsi ancaman, tingkat identifikasi terhadap kelompok akan meningkat. Hal ini akan mendorong munculnya sikap nasionalis dan reaksi ekslusivisme. Religiusitas dalam penelitian ini merujuk pada konsep pandangan pluralistik agama dan interpretasi kitab suci secara hermeneutik. Individu yang
memiliki identifikasi keagamaan yang tinggu cenderung mendukung intoleransi agama karena nilai-nilai ekstrinsik keyakinan agama dapat menciptakan prasangka terhadap kelompok lain. Ikatan kebudayaan dalam penelitian ini meliputi aliansi tradisional antara negeri-negeri yang memiliki afiliasi
agama yang berbeda. Ikatan kebudayaan ini,yang merupakan bagian dari hukum adat dan mengandung kearifan lokal, berfungsi untuk mencegah ketegangan Agama antar negeri
Har 20160174 | J 200 Har | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain