Skripsi
Pemikiran humanistik dalam pendidika perspektif Said Nursi dan Paulo Freire
Penelitian dalam skripsi ini mengangkat permaslahan Pemikiran Humanistik dalam Pendidikan Perspektif Said Nursi dan Paulo Freire. Di sini, perbincangan tentang pendidikan humanistik menjadi penting tatkalah manusia dibenturkan dengan problema hidup yang serba kompleks sehingga menjadikannya telah atau akan kehilangan kendali terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang berujung pada kecenderungan bersikap dehumanisasi (tidak selaras dengan nilai kemanusiaan). Untuk itu sikap mengindahkan nilai kemanusiaan secara proporsional menjadi niscaya.rnObyek dari penelitian ini, lebih difokuskan kepada pemikiran pendidikan humanistik Badiuzzaman Said Nursi dan Paulo Freire. Sehingga rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah pemikiran humanistik yang terkandung dalam pemikiran pendidikan Badiuzzaman Said Nursi dan Paulo Freire? Dan Bagaimana Komparasi pemikiran humanistik dalam pendidikan antara Badiuzzaman Said Nursi dengan Paulo Freire ?rnPenelitian dalam skripsi ini adalah studi pustaka (library research), sebab sumber data yang digunakan secara keseluruhan berasal dari perpustakaan atau dokumentatif. Sementara pendekatan penelitian yang penulis pakai adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan instrument analisis deduktif dan content analysis atau analisa isi serta kritis-komparatif.rnHasil penelitian ini menunjukkan, adanya beberapa persamaan dan perbedaan antara pemikiran pendidikan humanistik Badiuzzaman Said Nursi dan Paulo Freire. Adapun persamaan dapat dilihat dari pandangan mereka tentang konsep manusia dan pendidikan, meliputi: 1. Pengakuan terhadap keberadaan fitrah manusia, yakni manusia memiliki kemampuan atau potensi dalam dirinya untuk berkembang. 2. Humanisasi pendidikan, yakni menjadikan pendidikan sebagai media pembentukan manusia seutuhnya, dan pembebasan sebagai tujuan pendidikan. 3. Sama-sama memandang pendidik sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memberi arahan atau tuntunan, juga menjadi fasilitator dan motivator bagi peserta didik. 4. Memandang peserta didik sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk memahami diri sendiri menurut kodratnya. Sedangkan perbedaan pemikiran pendidikan humanistik kedua tokoh tersebut tidaklah banyak, adapun hasil analisis mengenai perbedaannya meliputi: 1. Pendidikan Said Nursi lebih mengutamakan nilai luhur, kebudayaan atau budi pekerti, yang dari situ, nantinya akan tercipta rasa kasih sayang atau saling menghormati sesama dalam diri setiap individu, sedangkan Freire ingin mengkonstruk pendidikan sebagai media untuk keluar dari belenggu penindasan. 2. Dalam Proses pembelajaran, Said Nursi disini mengajarkan peserta didik diperlukan ketegasan atau keras maupun dengan bersendagurau, hal tersebut dapat disesuaikan dengan kecenderungan pesera didik, serta menggunakan bahasa ibu yang bersifat menuntun atau membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan potensi secara utuh, sedangkan Freire dengan metode hadap masalah, mengembangkan paserta didik untuk berfikir lebih kritis dalam menghadapi masalah dan memecahkan masalahnya. rn
T-2014/PAI/119 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain