Skripsi
Tradisi upacara Rasol Bu'sobu' Pelet Betheng (selamatan pemberian sesaji dalam ritual tingkebab) di Desa Gunung Sekar Sampang
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan tentang “Tradisi Upacara Rasol Bu’Sobu’ Pelet Betheng (selamatan pemberian sesajian dalam ritual tingkeban) di Desa Gunung Sekar Sampang”. Penelitian ini mencari bagaimana tata cara dan pelaksanaan upacara ritual tingkeban yang terdapat di Desa Gunung Sekar Sampang, kemudian dianalisis mengenai tradisi tersebut akan dijelaskan tata cara pemberian sesajian dalam ritual tingkeban-nya.rnTradisi dan kebudayaan merupakan suatu kenyataan yang lahir dari kondisi tertentu, sementara Islam telah tumbuh dan berkembang selama berabad-abad untuk mengakrabkan berbagai tradisi dan budaya lokal yang masih terhitung langka. Sebab, setiap agama memiliki ajaran dan faham yang menjadi pedoman dasar bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Sebagai refleksi kebudayaan yang dianut, manusia dituntut secara terus-menerus untuk menjalankan praktik keagamaan. Kebudayaan merupakan penciptaan manusia yang mengandung tatanan nilai yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat.rnBerangkat dari fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, tentang Tradisi Upacara Rasol Bu’Sobu’ Pelet Betheng (selamatan pemberian sesajian dalam ritual tingkeban) yang ada di Desa Gunung Sekar Sampang.rnmetode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal tersebut berdasarkan pada alasan, bahwa peneliti ini lebih diarahkan untuk mendeskripsikan data-data yang terdapat pada lapangan sehingga dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis tidak diperlukan statistik karena tidak menguji cobakan sesuatu.rnTradisi pelet betheng di Desa Gunung Sekar dilaksanakan usia kehamilan memasuki bulan ke-tujuh, tradisi ini merupakan bagian dari budi pekerti Jawa yang memiliki makna filosofis dalam sebuah kehidupan. Tradisi ini sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam, yaitu permohonan kepada Allah Swt. dalam rangka keselamatan dan kebahagiaan melalui laku suci (proses penyucian diri) dari berbagai kotoran dan noda dosa yang selama ini telah dilakukan.rnNilai filosofis dalam tradisi pelet betheng dalam kehidupan salah satunya adalah melestarikan tradisi leluhur dalam rangka memohon keselamatan. Hal ini tentunya memiliki nilai yang istimewa karena melestarikan budaya yang baik merupakan kekayaan khazanah dalam kehidupan dan menjaga keseimbangan, keselarasan, kebahagiaan, dan keselamatan di dunia. Pandangan hidup orang Madura tidak bisa dilepas dengan simbol-simbol dan ajaran Islam, Hindu, dan Budha. rn
U-2013/PA/014 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain