Skripsi
Pendampingan berbasis riset aksi partisipatoris terhadap perempuan dan anak nelayan melalui pendidikan dan pengembangan pola partisipatif dalam pengangan kekerasan di Kelurahan Bilak Cumpat Kecamatan Bulak Kota Surabaya
Violence and women seem to be the two things that rnare increasingly ensnare the pattern of our society, a negative signal that rninspires feminine movement to address gender gaps in various areas of thernlife of society, nation and state.rnModernization that brings convenience to the general public in fact rnactually build two poles of the same movement pharmaceutics, between rnoppression and the rise of the frontal. On one side stood a high wall of rnseparationbetween men and women, forming ordinate and subordinate. rnBeing on the other side is a battering ram the walls with the same vision rnand mission, which is building a wise balance between men and women.rnIn the fishermen who have a limited life almost in every aspect, a violent rnlifestyle that echoed the public. Sowomen are intimidatedas an object rnused to being in a bad state. As a result the flow of culture makes women rninto creatures that fishermen would lose dignity and rights.rnIn this study, researchers raised the problems that occur in womenfisher. rnHow women fishers was living in a bad state, how they were able to rnfinally realize that they are being subjected to violence. Researchers using rnaction research focus by considering (1) How women fishers faced rnproblems that must be involved in the violence? (2) What measures and rnstrategic techniques in handling violence against women and children rnfishing in Bulak Cumpat village?rnrnKekerasan dan perempuan agaknya menjadi dua hal yang kini semakin menjerat pola kehidupan masyarakat kita, sebuah sinyal negatif yang menggugah gerakan keperempuanan untuk mengatasi kesenjangan gender dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Modernisasi yang (katanya) membawa kemudahan bagi masyarakat luas nyatanya justru membangun dua kutub gerakan yang sama kokohnya, antara penindasan dan kebangkitan yang frontal. Di satu sisi berdirilah tembok pemisah yang tinggi antara laki-laki dan perempuan, membentuk ordinat dan subordinat. Sedang disisi lain adalah pendobrak tembok-tembok tersebut dengan visi dan misi yang sama, yakni membangun keseimbangan yang bijaksana antara laki-laki dan perempuan. rnDalam kehidupan nelayanyang memiliki keterbatasan hampir di segala rnaspek, kekerasan menjadi pola hidup yang diamini masyarakat. Sehingga rnperempuan nelayan sebagai obyek yang diintimidasi terbiasa berada dalam rnkeadaan buruk. Akibatnya arus budaya menjadikan perempuan-perempuan rnnelayan itu menjadi makhluk yang hilang akan harkat, martabat dan hak-haknya. rnDalam penelitian ini, peneliti mengangkat problematika yang terjadi dalam rnperempuan nelayan. Bagaimana perempuan nelayan itu hidup dalam keadaan rnburuk, bagaimana akhirnya mereka mampu menyadari bahwa mereka sedang rnmengalami kekerasan. Peneliti menggunakan fokus riset aksi dengan rnmempertimbangkan (1) Bagaimana problematika yang dihadapi perempuan rnnelayan sehingga harus terlibat dalam kekerasan? (2) Bagaimana langkah-langkah dan teknik strategis dalam penanganan kekerasan perempuan dan anak nelayan di Kelurahan Bulak Cumpat?
D-2013/PMI/037 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain