Skripsi
Al Anashir al dakhiliyah fi qishoh sulaiman alaih al salam fi surah al naml: Bahts tahlili adabi/Lathfiyah Zahroh; Atiq M. Romdlon
(Unsur-unsur Intrinsik dalam kisah Nabi Sulaiman di dalam Alquran )rnAlquran merupakan mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang paling besar. Selain bahasanya yang indah, juga mengandung makna yang sangat dalam. Pedoman serta ajaran bagi seluruh alam. Ceritanya yang bagus dan begitu mengagumkan, menggambarkan arti kehidupan. Seperti kisah para Nabi dan para orang-orang yang dimuliakan oleh Allah, inilah yang menjadi pendorong penulis untuk membahas dan mendalami sepenggal kisah Nabi yang tercantum dalam Alquran yang terdapat dalam Surat An-naml: 15-44 yang menceritakan tentang seorang Nabi sekaligus Raja yang agung dan bijaksana yaitu Nabi Sulaiman Alaihis Salam. rnRumusan masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini meliputi dua hal, yaitu: rn1) Bagaimana kisah Sulaiman dalam Alquran ?. rn2) Bagaimana unsur-unsur intrinsik dalam kisah Sulaiman dalam Alquran ?rnTeori yang digunakan skripsi ini adalah teori strukturalisme, yaitu suatu teori dalam karya sastra yang unsur-unsurnya terangkai, tersusun, dan saling keterkaitan. Pendekatan intrinsik dipahami sebagai teori yang memahami karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri sebagai kualitas otonom yang meliputi : tema, penokohan, setting, plot, dan amanat. Pendekatan intrinsik inilah yang akan digunakan penulis untuk menganalisis kisah dalam skripsi ini.rnKisah Nabi Sulaiman menceritakan tentang islamnya seorang ratu dari negeri yang tersohor yaitu negeri Saba’, yang dimulai dengan tidak hadirnya pasukan Nabi Sulaiman dari golongan burung yang bernama Hud-hud (sejenis burung pelatuk) tanpa mendapat izin terlebih dahulu dari Nabi Sulaiman yang membuat dia marah. Ketidak hadiran Hud-hud dikarenakan dia menemukan sebuah negeri makmur yaitu negeri Saba’, yang mana rakyatnya menyembah matahari dan negeri itu dipimpin oleh seorang ratu yang cantik bernama “Bilqis”.rnTema dari kisah tersebut adalah kisah antara Hud-hud, Sulaiman dan Ratu Bilqis. Adapun tokoh utama dari kisah tersebut adalah Nabi Sulaiman itu sendiri, sedangkan tokoh pembantunya ada empat, yaitu: Hud-hud, Jin Ifrit, Orang yang berilmu, Bilqis dan kaum. Setting tempat dalam kisah tersebut adalah di kerajaan Nabi Sulaiman dan kerajaan Ratu Bilqis. Sedangkan setting waktunya adalah di siang hari. Alur dalam kisah tersebut adalah alur maju sebab peristiwanya berjalan secara teratur sampai akhir. Amanat dari kisah tersebut adalah bahwa segala sesuatu sebaiknya diselesaikan dengan jalan bermusyawarah, dan barang siapa yang bersyukur, maka Allah akan menambahkan nikmatNya serta barang siapa yang kufur, maka Adzab Allah sungguh pedih. rnrn
A-2013/BSA/075 | Perpustakaan A. Yani | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain