Artikel
Islam and the Changing Meaning of spiritualitas and Spritual in Contenpory Indonesia
[Istilah spiritual dan spiritulitas akhir-akhir ini banyak digunakan di Indonesia, merujuk tidak hanya pada ekspresi spiritual di luar agama, namun juga yang ada dalam tradisi keagamaan. Tulisan ini menelaah awal mula penggunaan istilah spiritualitas dalam khazanah literature pasca kemerdekaan serta fase-fase perubahan makna dari istilah tersebut pada masa-masa sesudahnya. Pada fase awal, pemerintah Indonesia secara massif menggunakan istilah spiritual untuk menunjuk tradisi keberagaman di luar agama-agama resmi yang berbasis pada mistisisme agama-agama local seperti Aliran Kepercayaan dan Kebatinan. Hal ini mengisaratkan bahwa istilah spiritual tersebut digunakan untuk menekankan bahwa tradisi beragama local tersebut bukan agama, hanya warisan budaya atau adat istiadat. Namun, kecenderungan baru sejak akhir tahun 1990an hingga saat ini menunjukkan bahwa agama-agama resmi, terutama islam, secara massif telah menggunakan istilah spiritual maupun spiritualitas sebagai padanan dari ekspresi batin keagamaan (inner religious expression). Trend semacam ini cukup unik bila dibandingkan dengan yang terjadi dibarat. Sebab tumbuh suburnya gerakan spiritual di Barat terjadi pada saat menurunnya tingkat afiliasi public terhadap agama-agama besar, terutama Kresten; sedangkan di Indonesia agama-agama besar dunia terutama islam, menjadi sponsor utama populernya istilah spiritual dan spiritualitas serta munculnya gerakan –gerakan spiritual berbasis agama. Oleh karena itu, predekdi jaremy Carrete dan Richard King yang menyatakan ‘ ‘ pengambilan alian peran agama oleh spiritulitas’ sebagaimana yang terjadi didunia Barat, tidak terjadi di Indonesia. Sebaliknya, yang terjadi di Indonesia adalah agama-agama besar dunia telah mengambil alih peran dan fungsi spiritualitas.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain