Artikel
Islamism & Democracy: a Gender Analysis on PKS's Application of Democratic Principles and Values
[Semakin menguatnya dukungan terhadap partai Islam memicu kecurigaan public, yang mempertanyakan apakah partisipasi kalangan islamis delam demokrasi procedural menjamin komitmen mereka bagi tegaknya demokrasi substansial, demokrasi yang menyatakan kesetaraan bagi semua orang tanpa terkecuali. Sebenarnya , agenda politik gender yang didengungkan oleh kalangan islamis tidak bias dilepaskan dari perspektif konservatif mereka mengenai relasi gender. Pertanyaannya kemudian, apakah yang mereka agendakan akan berlabuh pada pemantapan demokrasi atau – sebaliknya – menujun teokrasi. Di Indonesia, Partai Keadilan Sejahtra (PKS) adalah satu-satunya partai islam di Indonesia berhasil berkembang pesat dan mampu mendulang suara secara signifikan. Bagi berapa pengamat, PKS merepresentasikan partai Islamis yang yang mampu “ menunggangi” demokrasi untuk memperjuangkan agenda islami mereka. Ini akan tampak jelas jika di PKS berhasil menjadi partai penguasa. Kendati demikian, bebrapa kalangan lainnya berkeyakinan bahwa keterlibatan PKS dalam politik demokratis dan akan “mensekulerkan” agenda islamis mereka. Dengan Analisis gender, tulisan ini hendak menjawabapakah criteria formal mengnilai dan prinsip demokrasi yang melekat pada PKS sejalan dengan apa yang mereka praktekkan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain