Artikel
Konflik dan integrasi : menuju masyarakat komunikatif /
Agama sebagai sebuah tatanan nilai, membutuhkan medium budaya agar keberadaannya membumi dalam kehidupan umat pemeluknya dan ia diharapkan menjadi institusi bagi pengalaman iman kepada Sang Khaliq. Di sini agama menawarkan agenda penyelamatan manusia secara universal. Namun di sisi lain agama sebagai sebuah kesadaran makna dan legitimasi tindakan bagi pemeluknya, dalam interaksi sosialnya banyak mengalami perbedaan hermeneutik sehingga tidak pelak kerap memunculkan konflik. Pluralitas agama di satu sisi, dan heterogenitas realitas sosial pemeluknya di sisilain, tidak jarang menimbulkan benturan-benturan baik dalam tataran tafsir atas dogma agama maupun dalam tataran aksi. Disadari atau tidak, konflik kemudian menjadi problem kebangsaan dan keagamaan yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan teologi dogmatis. Dus, diperlukan pendekatan lain yaitu sikap kearifan sosial di antara kelompok kepentingan dan di kalangan pelaku agama. (end).
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain